Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pemerintahan

Gerakan Tanam Cabai di Kota Malang Siap Tahan Tekanan Harga di Akhir Musim

Penulis : Hendra Saputra - Editor : A Yahya

08 - Nov - 2025, 15:41

Placeholder
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat saat melakukan penanaman cabai bersama TPID (foto: Hendra Saputra/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Sejumlah langkah strategis tengah digulirkan oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kota Malang (Dispangtan) bersama Bank Indonesia (BI) dan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) guna menstabilkan harga komoditas cabai yang meningkat signifikan menjelang akhir tahun.

Menurut Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, gerakan menanam cabai difokuskan pada wilayah yang masih mengandalkan lahan tadah hujan, seperti di Kecamatan Kedungkandang. Dalam rangka pengendalian inflasi daerah oleh TPID Kota Malang, pihaknya melaksanakan kegiatan gerakan menanam utamanya menanam cabai yang pada bulan Oktober sampai Desember mengalami peningkatan permintaan. “Ini juga berdampak pada peningkatan harga,” ujar Slamet. 

Baca Juga : Akhir November Bus Trans Jatim Bakal Beroperasi di Malang

Ia menyebutkan lokasi penanaman tersebar di beberapa kelurahan, mulai Kelurahan Buring, Wonokoyo, Madyopuro, Lesanpuro, Cemorokandang, Tlogowaru dan Bumiayu dengan estimasi luas lahan sekitar 40 hektar di Kedungkandang. Sebagai tambahan, di Kelurahan Merjosari terdapat lahan sekitar 20 hektar untuk komoditas cabai besar dan kecil.

Sebagai bentuk dukungan, BI menyerahkan 3.000 bibit pohon cabai kepada Kelompok Tani di wilayah Kedungkandang. Dispangtan juga akan memfasilitasi sekitar 200 sachet benih padi. Menurut rencana panen pertama diproyeksikan pada akhir Januari hingga awal Februari 2026. 

“Insyaallah bisa dipanen di akhir Januari 2026 dan awal Februari 2026,” tegas Slamet.

Meskipun panen lokal di Kota Malang akan menambah pasokan, Slamet mengakui bahwa kebutuhan warga kota belum sepenuhnya tertutup dari produksi sendiri. Hasil panen dari Merjosari dan beberapa kelurahan lain tentu untuk mensupport kebutuhan yang ada di Kota Malang. 

“Namun tidak menutup kemungkinan alur arus barang komoditas cabai maupun komoditas pangan lainnya bisa berasal dari daerah lain. Contoh, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Lumajang dan sekitarnya,” beber Slamet. 

Ia menambahkan bahwa satu pohon cabai bisa dipanen hingga duabelas kali siklus, namun produksi akan menurun mulai panen ke-8 sampai ke-10. Di wilayah Kota Malang, total produksi pernah menyentuh angka sekitar 3.000 ton.

Baca Juga : Gerakan Pangan Murah dan Mancing Bareng Mas Ibin, Warga: Pemimpinnya Memasyarakat, Programnya Menyentuh Rakyat

Dari sisi makro, data Badan Pusat Statistik Kota Malang (BPS Kota Malang) menunjukkan bahwa pada Juni 2025 inflasi month-to-month di Kota Malang mencapai 0,38 persen, dipicu antara lain oleh kenaikan harga cabai rawit, kacang panjang dan sejumlah komoditas hortikultura lainnya.  Sedangkan pada Agustus 2025 tercatat terjadi deflasi 0,07 persen karena panen raya cabai rawit dan tomat yang menambah pasokan. 

Dengan gerakan tanam massal ini, Dispangtan berharap tekanan harga dapat dikendalikan menjelang akhir tahun, serta menjaga inflasi pangan tetap dalam koridor aman. “Gerakan ini akan membantu memperkuat ketersediaan pasokan, khususnya komoditas cabai, agar lonjakan harga dapat dicegah,” kata Slamet.

 


Topik

Pemerintahan disapngtan kota malang slamet husnan hariyadi cabai



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Situbondo Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Hendra Saputra

Editor

A Yahya

Pemerintahan

Artikel terkait di Pemerintahan