Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Peristiwa

Kota Blitar Jadi Tuan Rumah Diplomasi Budaya, Megawati Soekarnoputri Buka Seminar 70 Tahun KAA

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : Dede Nana

01 - Nov - 2025, 17:48

Placeholder
Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato sebagai keynote speaker dalam Seminar Internasional memperingati 70 Tahun Konferensi Asia Afrika di Auditorium Soekarno, Perpustakaan Bung Karno, Kota Blitar, Sabtu (1/11/2025). (Foto: Ist)

JATIMTIMES – Kota Blitar kembali menjadi pusat perhatian nasional dan internasional. Sabtu (1/11/2025), Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, hadir membuka Seminar 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Auditorium Soekarno, Perpustakaan Bung Karno, Blitar. Seminar bertajuk “Bung Karno in a Global History” ini menjadi penanda penting bagaimana semangat Bandung 1955 kembali dihidupkan dari kota peristirahatan terakhir Sang Proklamator.

Megawati hadir didampingi keluarganya, yaitu Prananda Prabowo, Puti Guntur Soekarno, dan Romy Soekarno, serta sejumlah tokoh nasional, termasuk Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, jajaran pengurus DPP, DPD PDIP Jawa Timur, dan DPC PDIP se-Jawa Timur. Sejak Jumat (31/10/2025), rombongan telah tiba di Blitar untuk mengikuti serangkaian agenda ziarah dan peringatan sejarah Bung Karno.

Baca Juga : UIN Maliki Malang Gagas Skrining Komunikasi, Wujudkan Kampus Inklusif

Dalam kesempatan itu, Megawati berbicara panjang tentang nilai-nilai kemanusiaan yang diwariskan Bung Karno kepada dunia. Ia menegaskan pentingnya generasi muda memahami geopolitik, sejarah perjuangan bangsa, dan semangat dekolonialisasi yang menjadi napas KAA.

Mega

Spirit Dunia dari Kota Bung Karno

Wali Kota Blitar H. Syauqul Muhibbin atau akrab disapa Mas Ibin, menyebut peringatan ini sebagai momentum berharga bagi Kota Blitar. Ia menilai, kehadiran tokoh-tokoh nasional hingga tamu internasional membuktikan bahwa Blitar memiliki magnet kuat, bukan hanya secara nasional tetapi juga di panggung dunia.

“Peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Kota Blitar ini luar biasa. Banyak tokoh nasional dan internasional hadir, dan itu merupakan kebanggaan bagi kami. Kota Blitar punya magnet besar, bukan hanya nasional tapi juga internasional,” ujar Mas Ibin.

Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk penghormatan terhadap ide besar Bung Karno tentang kemerdekaan, kesetaraan, dan persaudaraan bangsa-bangsa. “Bangsa Indonesia tidak boleh lupa bahwa KAA lahir dari gagasan Bung Karno. Spirit itu harus selalu hidup dalam masyarakat, terutama warga Blitar,” katanya.

Mas Ibin menuturkan, Pemerintah Kota Blitar berupaya menyambut para tamu dengan suasana budaya lokal. 

“Tamu-tamu yang datang kami jamu dengan musik keroncong dan kuliner khas Blitar, seperti nasi pecel, sego mangut, sego jangan, dan es pleret. Rata-rata mereka sangat senang menikmati hidangan lokal,” tuturnya.

Bagi Mas Ibin, keramahtamahan itu adalah bentuk diplomasi budaya. “Kita ingin menunjukkan bahwa Kota Blitar tidak hanya ramah, tapi juga terbuka untuk dunia. Semua tamu negara akan kita sambut dengan baik, dengan cita rasa dan keramahan lokal,” ujarnya.

Mas Ibin

Visi Bung Karno dan Diplomasi Kemanusiaan

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam wawancara bersama awak media, menegaskan bahwa peringatan ini mencerminkan visi internasional Bung Karno dalam membangun tatanan dunia baru yang bebas dari imperialisme dan kolonialisme. Ia menyebut, KAA merupakan tonggak sejarah bagi lahirnya gerakan dekolonialisasi global yang diikuti 29 negara dan berhasil mengubah arah sejarah dunia.

“Dari Konferensi Asia-Afrika, peradaban dunia dibangun. Indonesia, khususnya Bung Karno, punya peran besar dalam menghidupkan nilai kemanusiaan Pancasila sebagai panduan dalam membangun tatanan dunia yang adil dan berdaulat,” kata Hasto.

Ia juga menyampaikan pesan Megawati kepada generasi muda agar memahami geopolitik dan sejarah perjuangan bangsa. “Pesan Ibu Megawati, anak-anak muda harus paham geopolitik dan semangat para pemimpin bangsa yang memperjuangkan nilai kemanusiaan, keadilan, dan kesetaraan,” ujarnya.

Hasto menambahkan, peringatan ini juga didukung penuh oleh Megawati Institute, Wali Kota Blitar, Bupati Blitar, dan tokoh-tokoh nasional seperti Djarot Saiful Hidayat. Ia menyebut, peringatan ini tidak hanya bernilai historis tetapi juga relevan dengan situasi global saat ini, termasuk dalam upaya menyelesaikan konflik kemanusiaan di Timur Tengah.

“Sikap Indonesia harus tegas, sesuai semangat KAA, untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Falsafah kemanusiaan Bung Karno bukan hanya tentang anti-penindasan, tetapi juga semangat membangun persaudaraan dunia,” tegas Hasto.

Megawati

Dari Blitar untuk Dunia

Mas Ibin menegaskan bahwa peringatan seperti ini sebaiknya menjadi agenda rutin di Kota Blitar. Ia berpendapat, semua yang berhubungan dengan Bung Karno memiliki nilai sejarah dan potensi besar untuk dirayakan di kota ini.

Baca Juga : Go International: Kota Malang Resmi Sandang Status Kota Kreatif UNESCO Bidang Media Arts

“Kita dorong agar peringatan seperti ini bisa digelar setiap tahun. Siapa pun yang datang pasti ingin berziarah ke makam Bung Karno. Itu bentuk penghormatan sekaligus pengingat akan jasa pendiri bangsa,” katanya.

Ia juga menjelaskan, Pemkot Blitar terus berupaya mengenalkan potensi wisata sejarah dan budaya kepada tamu mancanegara. “Pemandu wisata kami sudah menggunakan bahasa internasional untuk memperkenalkan wisata sejarah, termasuk makam Bung Karno yang menjadi satu-satunya di dunia dan berada di Kota Blitar,” ujar Mas Ibin.

Menurutnya, kunjungan delegasi dari berbagai negara menunjukkan bahwa persahabatan antarbangsa yang dulu dirintis Bung Karno masih hidup hingga kini. “Hubungan Bung Karno dengan para pemimpin dunia menjadi memori perjuangan bangsa-bangsa. Karena itu, Blitar akan selalu terbuka bagi siapa pun yang ingin belajar dari semangat beliau,” tuturnya.

Mas Ibin

Ketua DPRD Kota Blitar dr. Syahrul Alim menilai, makna peringatan 70 tahun KAA bukan hanya untuk mengenang sejarah, tetapi juga menegaskan kembali semangat melawan penindasan.

“Konferensi Asia-Afrika dulu mempertemukan negara-negara yang sedang berjuang, termasuk Indonesia. Mereka bersatu untuk melawan penindasan. Spirit itu yang harus kita jaga,” ujarnya.

Menurut Syahrul, nilai solidaritas antarnegara berkembang dari semangat Bandung 1955 hingga kini masih relevan, terutama dalam konteks perjuangan kemerdekaan Palestina. “Kita harus terus mendukung kemerdekaan Palestina, sekecil apa pun kontribusinya. Minimal dengan doa dan kesadaran kemanusiaan,” katanya.

Kota Diplomasi Budaya

Di akhir kegiatan, suasana di kompleks Perpustakaan Bung Karno terasa hangat. Para tamu berdiskusi, berfoto bersama, dan menikmati sajian seni lokal. Bagi masyarakat Blitar, momen ini bukan sekadar seremoni kenegaraan, melainkan pengakuan bahwa kota mereka kembali menjadi pusat diplomasi budaya dunia.

Bu Mega

Mas Ibin menyebut, ke depan Kota Blitar akan terus mengembangkan peran sebagai “kota diplomasi budaya” dengan menggelar agenda internasional yang berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian. “Dari Kota Bung Karno, kita terus hidupkan api solidaritas dunia,” ujarnya.

Dari Kota Blitar, semangat Bandung kembali menyala. Sebuah pesan abadi dari Sang Proklamator untuk dunia: kemerdekaan, kesetaraan, dan kemanusiaan tak boleh padam oleh waktu.



 


Topik

Peristiwa megawati soekarnoputri konferensi asia afrika wali kota blitar



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Situbondo Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Aunur Rofiq

Editor

Dede Nana

Peristiwa

Artikel terkait di Peristiwa