Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Kuliner

Pie Ngalam Heritage: Inovasi Pie Malang yang Satukan Rasa Lokal dan Warisan Budaya

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

18 - Sep - 2025, 16:27

Placeholder
Pie Ngalam Heritage, UMKM Malang yang punya rasa dan ciri khas unik (ist)

JATIMTIMES - Dunia kuliner Malang memang tak pernah sepi kejutan. Dari deretan oleh-oleh khas yang sudah populer, kini hadir Pie Ngalam Heritage, sebuah produk UMKM yang menawarkan lebih dari sekadar camilan. Di balik rasa gurih-manis pie kering yang tahan lama, tersimpan kisah perjuangan, kreativitas, dan semangat menjaga budaya lokal.

Owner Pie Ngalam Heritage, Lailatus Saidah, memulai usaha ini pada tahun 2020. Saat pandemi melanda, banyak orang kehilangan pekerjaan dan roda ekonomi sempat tersendat. Kondisi itu mendorong Lailatus mencari cara untuk bertahan sekaligus membuka peluang baru.

Baca Juga : Mas Ibin Canangkan Bumi Perkemahan di Ecopark Joko Pangon, Hadirkan Wisata Edukatif

“Awalnya sekadar usaha rumahan, tapi alhamdulillah bisa berkembang. Kami berusaha bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga memberi lapangan kerja bagi orang lain,” ujar Lailatus, saat diwawancarai, Kamis, (18/9/2025).

Perjalanan ini membuktikan bahwa UMKM bukan hanya penopang ekonomi keluarga, tetapi juga penyelamat roda ekonomi lokal ketika krisis. Pie Ngalam Heritage menjadi contoh bagaimana kreativitas bisa lahir dari keterdesakan, lalu tumbuh menjadi peluang yang lebih besar.

Keunikan Pie Ngalam Heritage ada pada variannya. Bukan sekadar pie manis biasa, melainkan eksplorasi cita rasa yang dekat dengan keseharian masyarakat Malang.

Ada Coffee Series yang menghadirkan rasa latte, cappuccino, hingga black coffee. Meski produksinya musiman, varian ini selalu ditunggu pecinta kopi. Ada pula Heritage Series dengan sentuhan rempah-rempah, mulai dari jahe hangat, kelor yang menyehatkan, hingga chili pie yang memberi sensasi pedas berbeda dari pia pada umumnya.

Buah-buahan khas Malang juga tak luput jadi inspirasi. Dari apel dan jeruk, stroberi segar, hingga taro ungu yang jarang ditemui. Tak ketinggalan varian cokelat, di mana Lailatus menggandeng petani kakao dari Malang Selatan. “Kami selalu berusaha menggunakan bahan lokal. Kopinya kopi Dampit, cokelat dan makadamia juga dari daerah Sumbermanjing,” jelasnya.

Tak hanya itu, Pie Ngalam Heritage juga mengikuti tren rasa kekinian. Saat tiramisu populer, mereka menghadirkan varian tiramisu. Kini, saat maca naik daun, varian tersebut pun ditambahkan ke lini produk. Fleksibilitas ini membuat produk mereka selalu relevan di mata konsumen muda maupun wisatawan.

Selain varian reguler, Pie Ngalam Heritage punya lini signature yang dibuat eksklusif. Produk ini bahkan masuk sebagai suguhan resmi di hotel-hotel berbintang seperti Hotel Shalimar dan Hotel 101.

Varian signature menggabungkan cokelat Malang dengan topping mente, stroberi, hingga kacang makadamia. Pie ini tampil elegan dan cocok menjadi oleh-oleh premium. Bedanya dengan pia susu Bali yang hanya tahan seminggu, Pie Ngalam Heritage bisa awet hingga enam bulan tanpa pengawet. Hal ini membuatnya jauh lebih praktis untuk wisatawan dan reseller.

Ciri khas Pie Ngalam Heritage bukan hanya soal rasa. Lailatus juga menyisipkan nilai budaya lewat desain kemasan. Kotaknya dihiasi motif dan warna yang terinspirasi dari Topeng Malangan, salah satu ikon seni tradisional Jawa Timur.

“Bagi kami, menjual pie bukan sekadar menjual makanan. Ada warisan budaya yang ingin kami angkat. Kami ingin orang yang membuka kotak pie ini ikut merasakan cerianya warna topeng Malang,” kata Lailatus.

Baca Juga : Merawat Harmonisasi Sosial di Tengah Keberagaman Masyarakat dan Mewujudkan Banyuwangi Aman Kondusif

Dalam satu kotak berisi delapan potong pie, pembeli tak hanya mendapatkan kue kering dengan rasa unik, tapi juga potongan kecil identitas Malang.

Dari awal berdiri, Pie Ngalam Heritage mendapat sambutan positif. Kini, reseller dan distributor mereka sudah tersebar di berbagai kota di Jawa Timur: mulai dari Blitar, Kediri, Lamongan, Pasuruan, Probolinggo, hingga Situbondo.

"Kalau harga, itu kami jual kalau di hotel kami itu antara Rp18.000 sampai Rp60.000," jelasnya.

Produk ini bisa ditemui di pusat oleh-oleh besar, supermarket, hingga toko mandiri. Di Malang sendiri, selain workshop di Bandulan, Pie Ngalam Heritage juga dijual di outlet Bolu Singosari SPBU Terusan Sulfat, kemudian outlet Jalan Mergan Lori, hingga pusat oleh-oleh Bos Ali di Karangploso.

Yang menarik, produk ini bahkan masuk dalam jejaring distribusi Lapis Tugu Malang, yang outletnya hampir ada di setiap kecamatan. “Sekarang ada ratusan reseller yang bergabung. Kami tidak mungkin mendistribusikan sendiri, jadi membangun jejaring distributor menjadi solusi,” jelas Lailatus.

Lebih dari sekadar oleh-oleh, Pie Ngalam Heritage adalah representasi semangat UMKM Malang: kreatif, adaptif, dan berakar pada budaya lokal. Dari varian rasa kopi dan cokelat hingga packaging berfilosofi topeng Malangan, semua elemen dihadirkan dengan kesadaran bahwa produk lokal bisa punya nilai lebih, sekaligus daya saing tinggi.

Bagi Lailatus, bisnis ini bukan hanya soal laba, tapi juga soal kontribusi. “Kami ingin terus mengangkat potensi Malang, dari petani sampai budayanya, supaya makin dikenal luas,” tutupnya.


Topik

Kuliner Pie Ngalam Heritage oleh oleh malang pie kuliner malang



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Situbondo Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Sri Kurnia Mahiruni