Peringati 21 Tahun Kasus Munir, Aktivis Tuntut Penuntasan dan Penetapan Pelanggaran HAM Berat
Reporter
Prasetyo Lanang
Editor
A Yahya
07 - Sep - 2025, 04:48
JATIMTIMES - Puluhan aktivis dari berbagai kalangan ziarah makam Munir Said Thalib di Kota Batu, Minggu (7/9/2025) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu. Ziarah dilakukan dalam rangka memeringati 21 tahun kasus yang menimpa Munir. Berpakaian dengan nuansa gelap, mereka melakukan doa bersama, tabur bunga dan pernyataan sikap.
Aksi para aktivis yang didominasi mahasiswa itu menandai bahwa mereka masih menuntut keadilan dan kebenaran dalang pembunuh Munir hingga penetapan Pelanggaran Berat HAM. Kasus pembunuhan Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) asal Kota Batu itu dianggap belum tuntas.
Baca Juga : Api Tungku Kayu Diduga Sebabkan 2 Rumah Kebakaran
Perwakilan Kementerian Pergerakan Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Helmi Fauzan Risnanda mengatakan, ziarah ke makam Munir ditujukan untuk mengenang kembali salah seorang aktivis HAM yang jadi teladan generasi sekarang. Munir juga sekaligus alumus Universitas Brawijaya yang disebut meninggal dunia karena adanya andil negara saat itu.
"Almarhum Cak Munir juga salah satu alumni UB. Kementerian pergerakan EM (Eksekutif Mahasiswa) UB dan BEM FH (Fakultas Hukum) mengenang kasusnya, dan meminta agar kejadian-kejadian pelanggaran berat HAM seluruhnya diusut tuntas," ujar Helmi.
Untuk diketahui, Aktivis HAM Munir Said Thalib meninggal dunia di atas pesawat saat terbang ke Jerman pada 7 September 2004 lalu. Ia diracun dengan arsenik pada minumannya hingga tewas. Ia dikenal sebagai advokat yang memiliki perhatian tinggi pada pelanggaran-pelanggaran HAM.
Kasusnya dianggap belum mengungkap siapa dalang atau aktor intelektual dalam peranan negara. Kasusnya yang menahun juga belum ada penetapan pelanggaran berat HAM.
Helmi menyebut, puluhan aktivis yang melakukan peringatan kasus pembunuhan Munir di TPU Sisir sebelumnya juga hendak melakukan aksi simbolik di Alun-alun Kota Batu. Namun karena pertimbangan arus lalin dan wisata, aksi tersebut dibatasi pada Makam Munir saja.
Tak hanya berhenti sampai hari ini, sambing Helmi, rangkaian peringatan 21 tahun Kasus Munir akan berlanjut di kampus UB dengan diskusi publik serta pameran seni.
Baca Juga : Gegara Ambil Pesanan Tapi Tak Parkir, Driver Ojol dan Jukir di Kota Malang Memanas
"Ini sudah menjadi rutinitas, peringatan Munir menjadi salah satu agenda utama tematik pada momen rangkaian September Hitam," tutur dia.
Pihaknya juga tidak menutup kemungkinan penyikapan-penyikapan kasus Munir dan September hitam juga akan ikut menyuarakan pelanggaran-pelanggaran HAM terbaru.
"Kami masih menuntut karena belum masuk pelanggaran HAM berat, meski ada kata kedaluarsa dalam kasusnya. Kasus lain pun juga akan disuarakan seperti Kanjuruhan dan pelanggaran HAM terbaru harus dilakukan penyelesaian," imbuh dia.