JATIMTIMES - Perkembangan pembayaran digital di Kota Malang menunjukkan tren yang positif. Dalam kurun waktu sepuluh bulan terakhir, transaksi non-tunai melalui Quick Response Indonesian Standard (QRIS) hingga Rp 6,5 triliun.
Hal tersebut tercatat pada Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang. Angka tersebut dari sekitar 83,2 juta transaksi, dengan kontribusi terbesar datang dari pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang jumlahnya mencapai puluhan ribu unit di Kota Malang.
Baca Juga : Nyaris Paripurna, Kelulusan UKMPPG UIN Maliki Malang Tembus 99,5 Persen
Pertumbuhan merchant QRIS pun terus bergerak naik. Dari total 613 ribu merchant di Malang Raya, sekitar separuhnya telah menyediakan QRIS sebagai alat pembayaran. Secara bulanan, jumlah tenant QRIS tercatat tumbuh 1,72 persen dibandingkan September lalu, menandakan minat pelaku usaha terhadap transaksi digital masih sangat tinggi.
Percepatan ini tak lepas dari peran generasi muda. Kepala Kantor BI Malang, Febrina, mengatakan bahwa generasi Z menjadi pengguna paling dominan karena terbiasa bertransaksi tanpa uang tunai.
“Pola konsumsi anak muda yang praktis dan serba digital membuat QRIS lebih cepat berkembang di Kota Malang dibandingkan wilayah sekitarnya seperti Kota Batu dan Kabupaten Malang,” kaya Febrian.
Dari sisi pelaku usaha, sektor kuliner, fesyen, hingga industri kreatif digital menjadi tulang punggung adopsi QRIS. Ketiga sektor tersebut memiliki pasar lintas usia, meski mayoritas konsumennya tetap didominasi anak muda.
“Kondisi ini mempercepat ekosistem pembayaran digital tumbuh secara alami di tengah aktivitas ekonomi perkotaan,” imbuh Febrina.
Potensi pariwisata juga turut mendorong inklusi keuangan. Kawasan Kayutangan Heritage, misalnya, kini diarahkan sebagai kawasan inklusi keuangan dengan dukungan berbagai lembaga perbankan serta kelengkapan metode pembayaran digital di tenant wisata dan kuliner.
Baca Juga : Kejari Kabupaten Malang Musnahkan Barang Bukti 64 Perkara Termasuk Narkotika di Akhir 2025
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, menjelaskan dari sekitar 90 ribu UMKM yang terdata, hampir separuhnya telah menggunakan QRIS sebagai alternatif pembayaran.
“Upaya pembinaan dan pendampingan terus dilakukan agar seluruh pelaku UMKM terhubung dengan layanan keuangan digital,” terang Eko.
Transformasi digital ini juga merambah sektor transportasi. Layanan Bus Trans Jatim menjadi salah satu moda yang telah mengadopsi QRIS, memperkuat integrasi pembayaran digital dalam aktivitas harian masyarakat.
