Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pendidikan

Daur Ulang Jadi Berkah: Tim Sakaresek STIE Malangkucecwara Sulap Tutup Botol Jadi Aksesori Bernilai

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Nurlayla Ratri

25 - Oct - 2025, 12:13

Placeholder
Tim Sakaresek STIE Malangkucecwara membuat inovasi cemerlang yang mendukung dalam daur ulang limbah plastik. (Anggara Sudiongko/MalangTimes)

JATIMTIMES - Di tangan empat mahasiswa muda Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara, sampah plastik menemukan kehidupan keduanya. Tutup botol yang sering berakhir di tempat pembuangan kini menjelma menjadi bros, gantungan kunci, dan aksesori penuh warna yang membawa pesan ramah lingkungan. Mereka menamakan diri Tim Sakaresek, sebuah kelompok kecil dengan visi besar: from trash to blessing.

Tim ini beranggotakan Rahmat Ardiansyah dan Diva Khoirun Nisaa dari Prodi Manajemen 2024, serta Rosanti Dina Natalia dan Mela Purnamasari dari Akuntansi 2022. Di balik semangat mereka berdiri Rina Irawati, SE., MM., dosen pembina yang menjadi saksi perjalanan Sakaresek hingga menembus kompetisi nasional.

Baca Juga : Setiap Sendi Butuh Sedekah: Rahasia Spiritual di Balik Gerakan Tubuh Manusia

“Konsep mereka memang luar biasa sejak awal. Setelah membuat proposal dan mengirimkannya ke Kemdikti Saintek, ternyata lolos pendanaan tahun 2025. Dari 6.700 peserta, hanya sekitar 700 yang diterima. Jadi, mereka ini termasuk satu dari yang terbaik di Indonesia,” paparnya ketika ditemui di kampus belum lama ini.

Keberhasilan itu bukan hasil instan. Rina menjelaskan, kelompok ini rutin melakukan konsultasi dan wajib mengirim laporan bulanan ke Kemdikti. Mereka juga aktif mengikuti berbagai pameran, mulai dari acara kampus, car free day, hingga event wisuda untuk memperkenalkan produk daur ulang mereka. Menurutnya, dukungan kampus begitu besar, mulai dari Wakil Rektor III hingga Ketua Jurusan. 

“Ini bukan cuma soal lomba, tapi tentang membangun kesadaran lingkungan. Kampus tentu mendukung penuh, bahkan kemungkinan Sakaresek akan dibantu agar bisa melangkah sampai ke level nasional,” tambahnya.

Ide besar Sakaresek lahir dari keprihatinan terhadap tumpukan sampah plastik yang sulit diurai. Rahmat Ardiansyah mengatakan, mereka ingin membuat plastik menjadi sesuatu yang punya nilai, bukan sekadar limbah. “Kami melihat sampah plastik sudah sangat menggunung. Akhirnya kami coba bikin agar sampah ini lebih dekat ke masyarakat lewat produk aksesori,” jelasnya.

Mereka mendirikan studio kecil di Desa Mulyoagung, Kabupaten Malang, bersebelahan dengan TPS 3R, pusat pengelolaan sampah terbesar di daerah itu. Dari tempat sederhana itulah lahir berbagai produk berbasis plastik daur ulang, terutama tutup botol berwarna yang diolah menjadi aksesori unik. Proses pembuatannya tidak main-main. Setiap potongan plastik dipanaskan, dibentuk, lalu dipoles secara alami menggunakan teknik ramah lingkungan tanpa zat kimia berbahaya. 

“Kami memanfaatkan pewarnaan yang eco-friendly, jadi hasilnya tetap mengilap tapi aman,” tambah Rahmat.

Baca Juga : 5 Zodiak Paling Hoki dan Banjir Cuan di 25 Oktober 2025, Lainnya Biasa Saja!

Harga produk mereka juga dirancang agar terjangkau, mulai Rp5.000 hingga Rp20.000 per item. Selain menjual, mereka mengusung konsep sosial lewat program SWATCO (Swapping Trash with Cooler), di mana masyarakat bisa menukar sampah plastik dengan produk buatan Sakaresek. Program ini mendapat sambutan hangat. Kini Sakaresek sudah memiliki lebih dari 661 konsumen yang sebagian besar berasal dari kegiatan kampus seperti wisuda dan bazar lingkungan.

Meski baru berjalan sejak Mei 2025, tim ini bergerak cepat. Proses produksinya efisien, satu sesi pemanasan sekitar lima menit bisa menghasilkan sepuluh produk. Mereka kini tengah bersiap menuju tahap final kompetisi nasional Belmawa Kemdikti Saintek di Magelang pada November 2025. Namun bagi Rahmat dan rekan-rekannya, penghargaan bukan tujuan akhir. “Setelah final pun, kami tetap akan lanjut. Karena tujuan kami bukan hanya lomba, tapi benar-benar memberi dampak,” katanya mantap.

Rina menambahkan, perjalanan Sakaresek adalah contoh nyata kolaborasi antara idealisme mahasiswa, bimbingan dosen, dan kepedulian lingkungan. “Mereka bukan hanya berkompetisi, tapi juga mengubah cara pandang kita terhadap sampah. Dari limbah yang tak bernilai, menjadi sumber keberkahan,” ujarnya.

 


Topik

Pendidikan STIE Malangkucecwara ABM Malang tim sakaresek daur ulang botol plastik



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Situbondo Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Nurlayla Ratri