JATIMTIMES - Intermittent Fasting (IF) belakangan ini semakin populer di kalangan mereka yang ingin menurunkan berat badan. Namun, seiring dengan popularitasnya, muncul perdebatan tentang efektivitas IF dibandingkan dengan metode diet yang lebih konvensional, seperti pembatasan kalori. Jadi, mana yang sebenarnya lebih efektif untuk penurunan berat badan?
Untuk diketahui, Intermittent Fasting (IF) adalah metode diet di mana seseorang mengatur pola makan dengan jendela waktu tertentu untuk makan dan berpuasa. Metode ini dianggap oleh sebagian orang lebih mudah diikuti karena tidak terlalu fokus pada pembatasan kalori setiap hari, melainkan pada kapan seseorang boleh makan.
Baca Juga : Kuasai 5 Keterampilan Ini untuk Sukses di Dunia Kerja Modern
Sementara, pembatasan kalori atau pembatasan energi adalah pengurangan asupan kalori sebanyak 20% hingga 40% bagi tubuh.
Beberapa orang mengklaim bahwa mereka berhasil menurunkan berat badan dan merasa lebih sehat dengan mengikuti IF. Namun, ada juga yang mengalami kesulitan dengan IF, seperti craving berlebihan, rambut rontok, hingga gangguan kesehatan lainnya saat mencoba metode ini.
Menurut Arbiarso Wijatmoko, seorang sports scientist, penelitian dengan level tertinggi, seperti systematic review dan meta-analysis, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara IF dan pembatasan kalori secara terus-menerus dalam hal penurunan berat badan.
Penelitian yang berjudul "Intermittent Energy Restriction for Weight Loss: A Systematic Review of Cardiometabolic, Inflammatory and Appetite Outcomes", mengkaji berbagai aspek, termasuk ukuran tubuh (anthropometri), kesehatan kardiometabolik, peradangan, dan rasa lapar.
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik IF maupun pembatasan kalori biasa sama-sama efektif dalam menurunkan berat badan. Keduanya juga memberikan manfaat kesehatan yang serupa. Jadi, jika IF terasa sulit untuk diikuti, kamu masih bisa mencapai hasil yang sama dengan metode pembatasan kalori biasa," jelas Arbiarso, dilansir dari Instagramnya @arbiarso, Jumat (9/8/2024).
Pada dasarnya, manfaat dari IF muncul karena metode ini membantu seseorang mencapai defisit kalori. Defisit kalori terjadi ketika jumlah kalori yang dikonsumsi lebih sedikit daripada yang dibutuhkan oleh tubuh.
Baca Juga : Gelar Rakorkesda, Dinkes Jatim Sinkronisasi Program Layanan Kesehatan
"Bagi mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas, hampir semua metode yang menciptakan defisit kalori dapat membantu meningkatkan kesehatan mereka," tandasnya.
Sayangnya, popularitas IF sering kali disertai dengan penyebaran informasi yang tidak sepenuhnya benar atau bahkan hoaks. Beberapa orang menganggap IF sebagai satu-satunya cara efektif untuk menurunkan berat badan. Padahal ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan diet, seperti seberapa besar defisit kalori, siapa yang melakukannya, dan bagaimana cara defisit tersebut dicapai.
"Baik IF maupun pembatasan kalori biasa sama-sama efektif untuk menurunkan berat badan, asalkan dilakukan dengan benar. Tidak ada satu metode yang lebih superior dari yang lain. Yang terpenting adalah memilih metode yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kamu, serta melakukannya dengan konsisten sambil tetap memperhatikan asupan gizi," pungkas Arbiarso.