Masih jadi PR Kota Malang, Angka Pengangguran Terdidik Masih Tinggi

Reporter

Riski Wijaya

29 - Oct - 2025, 05:34

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat bersama Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Sirraduhita berdialog dengan para jobseeker. (Foto: Riski Wijaya/MalangTIMES).

JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup pelik soal angka pengangguran. Menyandang predikat sebagai kota pendidikan, angka pengangguran terdidik di Kota Malang tergolong masih tinggi. 

Data terbaru menunjukkan, tingkat pengangguran terdidik di Kota Malang mencapai 7,3 persen pada tahun 2025. Sementara itu, angka pengangguran terbuka turun dari 6,8 persen menjadi 6,1 persen.

Baca Juga : Ketua DPRD Kota Blitar Dukung Program Anak Muda Naik Kelas dari Mas Ibin

Penurunan ini menunjukkan bahwa strategi penyerapan tenaga kerja di Kota Malang berjalan sesuai dengan rencana. Namun menurut Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyebut kondisi tersebut wajar mengingat Kota Malang merupakan salah satu kota pendidikan terbesar di Jawa Timur.

“Memang angka pengangguran terdidik kita cukup tinggi karena Kota Malang adalah kota pendidikan. Rata-rata kota pendidikan memang seperti itu. Namun secara umum, pengangguran terbuka sudah turun,” ujar Wahyu, Rabu (29/10/2025).

Menurut Wahyu, penurunan pengangguran terbuka juga didorong oleh meningkatnya minat masyarakat untuk berwirausaha dan berkembangnya sektor ekonomi digital. Salah satunya semakin banyaknya para pelaku industri digital sebagai content creator. 

“Banyak masyarakat yang membuka usaha sendiri dan menjadi content creator. Nanti akan kita kaji apakah profesi ini termasuk dalam kategori mata pencaharian formal, karena jumlahnya cukup banyak dan didominasi oleh lulusan pendidikan tinggi,” ujarnya.

Komitmen Pemkot Malang untuk menekan angka pengangguran juga terus dilakukan. Salah satunya dengan menggelar Job Fair Kota Malang 2025. 

Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi jembatan bagi lulusan terdidik untuk mendapatkan pekerjaan sesuai bidangnya. Wahyu menargetkan tingkat pengangguran di Kota Malang bisa ditekan hingga 6,6 persen melalui berbagai program seperti Ngalam Idrek.

Baca Juga : Hujan di Jawa Timur Sampai Kapan? Begini Penjelasan BMKG

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, menilai bahwa penurunan angka pengangguran perlu diiringi dengan pemetaan data yang akurat agar kebijakan lebih tepat sasaran.

“Nanti kita lihat apa masalah utamanya sehingga angka pengangguran masih tinggi. Memang sudah turun, tapi kita perlu tahu faktor-faktor yang mempengaruhi. Apakah sudah cukup lapangan pekerjaan yang tersedia atau belum,” ungkap Mia, sapaan akrabnya.

Ia juga mendorong agar Pemkot Malang memanfaatkan sistem PDKTSam Reborn untuk memperkuat pendataan tenaga kerja di semua sektor. Dengan data yang terpusat, akan mempermudah dalam memetakan pengangguran secara lebih akurat. 

"Dengan PDKTSam Reborn, semua dinas bisa mengakses data yang sama dan pemetaan pengangguran akan lebih jelas. Selain itu, kami juga mendorong peningkatan kompetensi melalui pelatihan dan kerja sama lintas daerah agar serapan tenaga kerja semakin luas,” pungkasnya.