Investasi Ekologis dan Sosial Masa Depan, UB Forest Kenalkan Program Adopsi Pohon Langka
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
A Yahya
25 - Sep - 2025, 10:53
JATIMTIMES - Universitas Brawijaya (UB) melalui pengelolaan hutan pendidikannya, UB Forest yang ada di Karangploso, Kabupaten Malang meluncurkan program adopsi pohon langka. Inisiatif ini menjadi jawaban atas kekhawatiran mendalam terhadap semakin banyaknya spesies pohon yang berada di ambang kepunahan. Lewat program ini, masyarakat diajak bukan sekadar menanam, melainkan ikut menjaga, merawat, dan menghidupkan kembali harta karun hayati yang kian rapuh di negeri ini.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Namun, posisi itu kian terancam. Deforestasi, alih fungsi lahan, serta eksploitasi berlebihan telah mendorong ratusan spesies pohon masuk dalam daftar merah IUCN, mulai dari kategori rentan hingga sangat terancam punah. Padahal, sebagian besar pohon langka itu bukan hanya sekadar penopang ekosistem tropis, tetapi juga sumber pangan, obat-obatan, hingga penyeimbang iklim yang tak ternilai harganya.
Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan Hadir di CFD Ijen Malang, Edukasi Peserta lewat Open Booth
“Program adopsi pohon langka ini lahir sebagai respon nyata UB Forest terhadap ancaman kepunahan. Kami ingin masyarakat bisa ikut menjaga harta karun hayati kita,” tutur Rifqi Rahmat Hidayatullah, KJF/Manager Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan UB Forest.
Rifqi menekankan bahwa skema adopsi yang dirancang bukan kegiatan simbolis semata. Setiap pohon yang diadopsi tidak hanya ditanam lalu ditinggalkan, melainkan dipantau secara berkala, dirawat dengan telaten, serta dilindungi agar dapat bertahan dan berkembang biak. Dengan cara ini, UB Forest ingin memastikan konservasi berjalan berkelanjutan, memberikan manfaat nyata bagi ekosistem, bukan sekadar seremoni penghijauan.
Lebih jauh, Rifqi menjelaskan bahwa pohon langka menyimpan potensi besar yang kerap terabaikan. Selain menjadi penyerap karbon dan penjaga siklus air, pohon-pohon ini juga menyediakan habitat alami bagi satwa liar. Tak sedikit pula yang mengandung senyawa bioaktif berharga yang diyakini bisa menjadi bahan dasar pengobatan di masa depan. “Penyakit-penyakit baru terus bermunculan, virus pun selalu bermutasi. Pohon langka bisa menjadi kunci inovasi medis. Jadi, menyelamatkan mereka sama artinya dengan menyelamatkan masa depan kita,” tambahnya.
Untuk mendukung tujuan tersebut, UB Forest merancang dua konsep adopsi. Skema pertama adalah adopsi pohon secara individu dengan tarif yang disesuaikan menurut tingkat keterancamannya. Pohon dengan status sangat terancam punah dapat diadopsi dengan biaya sebesar Rp1 juta per tahun per pohon, sementara pohon dengan status terancam punah dapat diadopsi dengan kontribusi Rp300 ribu per tahun per pohon. Adapun pohon yang masuk kategori rentan bisa diadopsi dengan tarif lebih ringan, yakni Rp100 ribu per tahun per pohon.
Selain itu, UB Forest juga memperkenalkan skema adopsi area hutan yang lebih luas dan menyasar kelompok atau perusahaan. Dalam skema ini, satu area hutan seluas dua hektar bisa diadopsi dengan biaya sebesar Rp50 juta per tahun. Ada pula paket adopsi khusus yang digabungkan dengan program pengembangan ekonomi masyarakat. Melalui paket ini, setiap hektar area hutan dapat diadopsi dengan biaya Rp200 juta per tahun, yang kemudian tidak hanya dialokasikan untuk merawat pohon, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan petani sekitar, misalnya lewat dukungan peralatan pascapanen kopi, fasilitas roasting, hingga penyediaan sarana penjemuran.
Konsep adopsi area juga memungkinkan setiap pihak yang terlibat untuk menamai kawasan yang mereka adopsi, sehingga menjadi bentuk nyata dari partisipasi sekaligus identitas hijau perusahaan atau lembaga. UB Forest menilai, langkah ini akan mendorong rasa kepemilikan sekaligus memperkuat branding lingkungan di tengah semakin kuatnya tuntutan keberlanjutan dari masyarakat global.
Baca Juga : Ramalan Zodiak 25 September 2025: Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces
Setiap pihak yang terlibat dalam program ini, baik individu maupun perusahaan, akan menerima sertifikat resmi sebagai bukti partisipasi. Selain itu, UB Forest menyediakan laporan monitoring rutin setiap bulan lengkap dengan dokumentasi perkembangan pohon atau area yang diadopsi. Transparansi ini, menurut Rifqi, menjadi salah satu kunci agar program berjalan kredibel sekaligus memberikan pengalaman bermakna bagi para pengadopsi.
Dalam catatan UB Forest, masih terdapat lima jenis pohon langka yang tumbuh di kawasan Kluwing. Salah satunya adalah pohon buger yang endemik Jawa Timur dan kini sudah masuk kategori sangat terancam punah. Pohon-pohon inilah yang akan ditawarkan untuk diadopsi sekaligus diteliti lebih lanjut oleh akademisi maupun peneliti eksternal.
Target awal program ini cukup realistis, yakni melibatkan seratus individu dan dua perusahaan. Setelah tahap awal berjalan, UB Forest berencana memperluas jangkauan dengan menggandeng perusahaan-perusahaan potensial yang memiliki dana lingkungan. Beberapa perusahaan, kata Rifqi, bahkan sudah menunjukkan ketertarikan untuk ikut serta dalam program ini.
“Adopsi ini bukan sekadar simbol. Ini investasi sosial-ekologis. Dengan menyelamatkan pohon langka, kita sedang menjaga cadangan karbon, sumber air, habitat satwa, dan tentu saja, harapan kesehatan di masa depan,” pungkas Rifqi.